Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

  Di bawah cakrawala langit biru, Berjalan seorang lelaki dengan hati yang tulus, Di bibirnya melantun indah syair, Membawa pesan cinta yang tiada terkira. Dalam setiap bait, terukir keindahan, Seperti gemerlap bintang di malam yang sunyi, Lelaki itu memancarkan kelembutan, Dalam setiap lariknya, tiada cela. Syairnya adalah jendela jiwa, Yang terbuka lebar untuk semua, Dengan kata-kata yang meluncur lembut, Mengusik perasaan, merajut mimpi. Lelaki itu seperti penyair zaman dulu, Yang menulis dengan hati yang ikhlas, Mengukir kisah cinta dalam sepenggal kalimat, Yang mengalun indah seperti melodi yang abadi. Di setiap baitnya, tersembunyi rasa, Yang tak terucapkan namun terasa, Syair lelaki itu mengalir seperti sungai, Menuju lautan cinta yang tak terhingga.

Postingan Terbaru

Ketemu Guru di jalan?

Aku dan Malammu

Respon al-Qur’an terhadap praktik iddah pasca perceraian dan kematian di zaman Jahiliyyah